JAKARTA – Jumlah pengangguran telah meningkat secara dratis. Penutupan bisnis yang sebelumnya sementara telah menjadi penutupan yang permanen. Pemulihan kembali perekonomian ke level sebelum krisis covid-19 dapat memakan waktu bertahun-tahun. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres pada pertemuan virtual Aliansi Investor Global Untuk Pembangunan Berkelanjutan (GISD).
Pertemuan virtual ini diadakan oleh PBB (10/6/2020) dengan para pemimpin lembaga keuangan dan bisnis terkemuka yang berkomitmen meningkatkan investasi berkelanjutan secara global, terutama di negara-negara yang paling membutuhkan akibat terdampak pandemi Covid-19. Antonio menyatakan, pemulihan ekonomi dunia yang terpukul akibat pandemi memerlukan shared responsibility and global solidarity dari para pelaku bisnis.
Aliansi Investor Global untuk Pembangunan Berkelanjutan (GISD) merupakan aliansi yang digawangi oleh dan terdiri atas 30 pemimpin bisnis dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dalam acara ini, Indonesia diwakili oleh Shinta Kamdani, anggota aliansi GISD yang juga Presiden Indonesia Business Coalition of Sustainable Development (IBCSD) Shinta Kamdani menyatakan, forum ini merupakan salah satu langkah konkret turut andil memulihkan tatanan perekonomian dunia pasca pandemi. Sehingga diperlukan upaya bersama untuk pemulihan ekonomi yang ‘hijau’ dengan fokus pada penciptaan lapangan pekerjaan dan bisnis-bisnis baru yang mampu beradaptasi dan bertransformasi dan mengadopsi prinsip ramah lingkungan untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dan resilient.
GISD bekerja berdampingan dalam upaya meningkatkan investasi dalam proyek pembangunan berkelanjutan untuk membangun ekonomi yang lebih kuat. Dalam menanggapi krisis akibat Covid-19, anggota aliansi sepakat dalam mempercepat upaya untuk menyelaraskan investasi dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dan mengintegrasikan SDGs ke dalam bisnis model mereka. Mereka juga berkomitmen untuk membangun pembiayaan inovatif dan platform investasi untuk memajukan Sustainable Development Goals melalui COVID-19 bonds, risk-sharing tools, joint investment dan business matchmaking platforms bagi negara-negara yang terdampak, termasuk Indonesia.
Shinta Kamdani menekankan bahwa with crisis comes opportunity untuk memperbaiki tatanan social-ekonomi, termasuk paradigma pembangunan. “Pemulihan ekonomi dari Covid-19 akan membutuhkan investasi yang berkelanjutan dan resilient. Ke depannya Sustainable Development Goals (SDGs) akan menjadi kunci penting untuk pemulihan ekonomi, sehingga sektor usaha harus mulai mengintegrasikan nilai tersebut ke bisnis model mereka,” kata Shinta.
Pandemic Covid-19 telah menyebabkan krisis sosial dan ekonomi cukup dalam di Indonesia. Tercatat sebanyak 3,05 juta pekerja terdampak PHK, dan beberapa sektor bisnis mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Pandemi ini membuktikan bahwa aspek sosial dan lingkungan memainkan peranan penting untuk aktivitas perekonomian. Melihat fenomena ini, Shinta Kamdani yang juga memegang posisi sebagai CEO Sintesa Group telah menyiapkan roadmap SDGs untuk diintegrasikan dalam bisnisnya.
Sintesa Group yang merupakan strategic investment company di Indonesia fokus pada 4 pilar usaha yaitu properti, energi, industrial products dan consumer products, menjunjung tinggi visi untuk menjadi Sustainable Excellence Company. ” Pandemi ini kita manfaatkan untuk transformasi Sintesa, salah satunya melalui perubahan operasi bisnis yang akan diarahkan ke lensa ekonomi yang sirkular, di sisi lain kita juga telah berkolaborasi dengan beberapa perusahaan besar di Indonesia untuk mendukung pencapaian program berkelanjutan melalui penyediaan akses investasi sosial (impact fund) bagi UMKM yang sejalan dengan fokus SDGs,” ujar Shinta.
Editor : Hari Gunarto (hari_gunarto@investor.co.id) Sumber : Investor Daily