Shinta Kamdani Sasar Sintesa Group Jadi Sustainable Excellence Company

Jul 05, 2023


Shinta Widjaja Kamdani menerima penghargaan Indonesia Most Powerful Women 2023. (foto: Ihsan Sulaiman/SWA)

 

Berawal dari perusahaan keluarga yang telah berdiri selama lebih dari 100 tahun, Sintesa Group yang kini dinakhodai oleh Shinta Widjaja Kamdani mampu menavigasi berbagai tantangan dunia bisnis modern. Sebagai pemilik dan CEO Sintesa Group, Shinta bertanggung jawab atas manajemen dan perluasan kepentingan bisnis Sintesa Group di Indonesia.

Lahir di Jakarta pada tahun 1967, Shinta merupakan anak sulung dari 2 bersaudara yang lahir dari pasangan Johnny Widjaja dan Martina Widjaja. Shinta mengenyam pendidikan di Barnard College of Columbia University New York pada tahun 1989 dan Harvard Business School Executive Education, Boston, Massachusetts, USA pada tahun 2002.

Pada saat mulai memimpin sejak tahun 1999, Shinta dituntut untuk bisa membuktikan dirinya sanggup membawa angin segar bagi perusahaan. Konsolidasi perusahaan menjadi projek awal Shinta dalam membenahi perusahaan, yang awalnya berkonsep family business menjadi holding company di bawah satu bendera usaha. “Tugas saya kala itu adalah bersih-bersih dan mengkonsolidasi,” ungkap Shinta.
Tantangan berikutnya adalah pembuktian kepemimpinan Shinta yang kala itu masih berusia 32 tahun dan seorang perempuan. Jika selama ini Sintesa Group dipimpin oleh pemimpin senior dengan dan pria, maka butuh waktu bagi seluruh karyawan di Sintesa Group untuk dipimpin oleh pemimpin perempuan berusia muda. Mengingat di masa itu, kepemimpinan seorang perempuan muda masih belum banyak seperti sekarang.

Shinta membangun Sintesa Group yang berfokus di empat pilar yakni consumer goods, industri, properti dan energi. Ada satu cara pandang baru yang dia bawa ketika mulai membangun perusahaan. Tidak seperti perusahan tradisional yang berfokus pada keuntungan, Shinta melihat perlu ada perubahan dalam pengelolaan perusahaan. Misalnya, terkait melihat jenjang organisasi, sustainability, dan sebagainya.

Terlebih di era pascapandemi sekarang ini, Shinta menekankan bahwa with crisis comes opportunity untuk memperbaiki tatanan social-ekonomi, termasuk paradigma pembangunan. “Pemulihan ekonomi dari pandemi akan membutuhkan investasi yang berkelanjutan dan resilience. Ke depannya Sustainable Development Goals (SDGs) akan menjadi kunci penting untuk pemulihan ekonomi, sehingga sektor usaha harus mulai mengintegrasikan nilai tersebut ke bisnis model mereka,” katanya.

Di Sintesa Group, pandemi justru menjadi titik awal untuk mau tidak mau menerapkan SDGs ke dalam seluruh operasional anak perusahaan. Ditegaskan bahwa SDGs mempermudah perusahaan dalam melakukan pemetaan untuk menentukan business model sebagai panduan ekspansi usaha, hingga pengembangan produk dan servis berdasarkan prinsip investasi yang bertanggung jawab. Termasuk, kemudahan dalam mengadopsi sustainability dalam operasional anak perusahaan melalui komitmen perubahan dengan tujuan meminimalisasi resiko yang muncul dalam proses bisnis.

Sebagai perusahaan dengan visi Sustainable Excellence Company, Sintesa Group berkomitmen untuk mengaplikasikan SDGs ke dalam seluruh anak perusahaan. Roadmap SDGs juga menjadi navigasi perusahaan dalam menentukan tujuan, capaian, dan tolak ukur pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan berdasarkan ESG Index. “Harapannya, investasi dan operasional yang dijalankan berdampak bagi 3P, people, planet, profit,” tambahnya.

Dia juga mencontohkan, dalam rangka memastikan kesetaraan gender berlaku di lingkungan kerja, Sintesa Group berkomitmen mendorong anak perusahaan untuk berperan serta mengimplementasikan Women’s Empowerment Principles dari UN Global Compact. Hal itu dilandasi keinginan untuk menghormati hak asasi manusia, karena kesetaraan adalah bagian dari hak asasi manusia.
Sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan Shinta dalam memimpin dan memajukan Sintesa Group, Majalah SWA menobatkan Shinta W. Kamdani sebagai 'Indonesia Most Powerful Women 2023'.

Editor : Eva Martha Rahayu